Kamis, 07 Agustus 2014

Kesadihan israel ke palestina

Air Mata Gaza

Senin, 14 Juli 2014 20:14 WITA
Air Mata Gaza
Sejenak kita tinggalkan hiruk pikuk Pemilihan Presiden 2014. Apapun hasilnya masyarakat harus menerima dan  biarkan KPU yang menjadi lembaga resmi mengumumkan hasilnya pada 22 Juli mendatang. Kita tinggalkan pemilihan dengan penuh rasa bangga atas kedua kandidat presiden yang telah menaruh perhatian besar terhadap Palestina.
    Jokowi-JK telah menyampaikan dukungan terbukanya pada debat putaran ketiga. Sementara pengakuan Dubes Palestina untuk Indonesia tentang calon Presiden Prabowo telah lama membantu Palestina.
    Konflik Yahudi dan Palestina terutama di daerah perbatasan Jalur Gaza adalah rutinitas yang selalu terjadi dan telah menjadi agenda tahunan Yahudi, Selasa 8 Juli 2014 serangan Yahudi ke Jalur Gaza kembali dilakukan. Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, mengatakan kepada wartawan bahwa tujuh warga sipil --tiga perempuan dan empat anak kecil-- meninggal akibat serangan-udara gencar Israel terhadap tiga rumah dikota kecil tersebut.
    ''Korban jiwa Palestina dalam "Operation Protective Edge" Israel itu, yang dimulai pada Selasa (8/7), telah bertambah jadi 68 dan lebih dari 400 orang lagi cedera,'' sebut laporan Xinhua yang dipantau Antara (sumber Republika.co.id).
Sejarah Konflik
    Pertarungan Palestina dan Israel adalah peristiwa sejarah terus akan terulang dan telah ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (QS al-Maidah [5]: 82)”
    Deklarasi  Balfour, Inggris 1917 adalah awal mula dari sejarah pencaplokan wilayah otoritas palestina oleh Israel, Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour menulis surat  kepada Lord Rothschild, pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk disampaikan kepada Federasi Zionis. Surat itu berisi hasil rapat Kabinet Inggris pada 31 Oktober 1917 yang menyatakan mendukung rencana-rencana Zionis mendirikan ‘tanah air’ bagi Yahudi di Palestina.
    Selama Perang Dunia I Inggris mengambil alih Yerusalem (1917) dan menetapkan kota itu di dalam The Palestine Mandate dari tahun 1922-1948, Inggris sebagai pemegang otoritas tanah Palestina tiba-tiba menyatakan tidak bertanggung jawab lagi atas seluruh Palestina yang dikuasakan kepadanya oleh Liga Bangsa-Bangsa yang telah bubar, Israel yang telah lama menginginkan Palestina sebagai tanah air mereka menjadi otak dari perisiwa ini.
    Akhirnya pada tahun 1948, Yahudi “negara tanpa tanah air”, kembali berdiri dengan nama  Israel diambil dari nama Bani Israel, negara yang muncul kembali setelah lebih dari 2.500 tahun menghilang dari muka bumi karena konflik internal dan penjajahan.
    Saat ini Israel dengan dukungan Amerika Serikat dan sekutunya terus berusaha memperluas daerah dan mengokohkan posisi mereka di Palestina, kondisi ini menyebabkan pejuang Pelestina tidak pernah diam dengan semangat intifadah terus melawan sampai bumi palestina terbebaskan dari Yahudi, selama itupula konflik tidak akan pernah berhenti.
Indonesia-Palestina
    Konflik Palestina dan Israel yang berkepenjangan telah membuat umat Islam di Indonesia menaruh perhatian yang sangat besar dan mendalam, Palestina bagi kaum muslim Indonesia telah menjadi tanah air kedua bagi mereka, yang bahkan lebih dicintai dari Tanah suci Mekah. Hal ini disebabkan beberapa hal.
    Diantaranya: pertama, Palestina adalah simbol dari akumulasi ketidakadilan dunia terhadap umat Islam yang muncul dengan wajah Yahudi-Israel. Perlawanan terus disuarakan oleh muslim diseluruh dunia termasuk Indonesia, aksi dukungan baik dalam bentuk demostrasi maupun Munasharoh palestina selalu dihadiri ratusan ribu orang di berbagai tempat berbeda di Indonesia.
    Palestina telah menjadi titik bertemu dan meleburkan perbedaan pemahaman ke-Islaman menjadi satu, organisasi keislaman seperti PKS, Hisbuttahrir, Muhammadiyah, NU, WahdaIslamiyah, tidak jarang berbeda pendapat dalam banyak hal. Namun satu untuk Palestina, mereka bersama menyuarakan, Save our Palestine, Freedom for Palestine,  Pray for Gaza.
    Kedua, Palestina telah menjadi semangat kebangkitan budaya Islam, konflik palestina yang berkepanjangan telah memunculkan banyak inspirasi bagi sastrawan seperti Neno Warisman, Asmanadia, Astri Ipoh, untuk menghasilkan karya sastra dalam bentuk cerpen, puisi, dan buku.
    Bahkan sastrawan legendaris Indonesia Taufik Ismail pernah membuat puisi yang menggambarkan kondisi anak-anak Palestina dan bahkan menangis untuknya.
Ketiga, penyadaran bagi ummat Islam tentang ladang jihad sesungguhnya. Palestina dan tanah suci di sekitarnya telah ditegaskan oleh berbagai ulama sebagai tempat jihad sesungguhnya, dan ini sangat berbeda dengan gerakan teroris yang muncul di Indonesia yang terus menyerang simbol negara dan tidak kurang membunuh umat Islam itu sendiri.
    Keempat, Palestina telah memunculnya gerakan politik untuk kemanusiaan gerakan ini dipelopori oleh Hidayat Nur Wahid dari PKS dan dikuti oleh tokoh dari partai lain seperti Ganjar Promono PDIP, Pung Permadi Gerindra. Palestina telah mempertemukan politik dan kemanusiaan, dan menyingkirkan kepentingan kepartaian untuk bergerak atas nama kemanusiaan.
    Kelima, tentunya Palestina telah mengetuk hati kita untuk memberikan bantuan kemanusiaan, pemerintah Indonesia telah membangun rumah sakit di Gaza untuk pelayanan medis darurat, dan ketua PMI Indonesia Jusuf Kalla juga telah mengatakan “apapun yang dibutuhkan oleh palestina kita akan berikan”.
    Sungguh hari ini atau esok, Palestina akan pasti terbebaskan dari Yahudi, karena itu adalah Janji Allah SWT Dalam Al-Qur’an, dan seperti yang telah dilakukan oleh Shalahuddin al-Ayubi, namun tugas kita sebagai bagian dari umat islam adalah memberi dukungan berupa bantuan dana dan doa terutama doa-doa yang kita panjatkan di bulan Ramadan ini. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar